Kamis, 03 April 2014

manajemen keuangan "makalah menejemen modal kerja dan kebijakan alternatif dalam aktiva lancar"


BAB I
PENDAHULUAN

                                                                                                                    
A.      LATAR BELAKANG
Berdasarkan perkembangan perusahaan pada umumnya dapat diketahui bahwa masalah investasi merupakan masalah yang paling penting, disamping masalah pemasaran, sumber daya manusia, produksi dan lainnya. Hal ini merupakan tanggung jawab manager keuangan dalam pengambilan keputusan.
Setiap perusahaan pasti membutuhkan modal kerja untuk membelanjai kebutuhan sehari-hari. Modal kerja ini sangat berhubungan dengan current asset atau aktiva lancar perusahaan. Pengelolaan modal kerja ini merupakan aspek penting bagi perusahaan. Perusahaan secara umum harus mempertahankan jumlah modal kerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Secara umum aktiva lancar terdiri dari kas, surat-surat berharga atau sekuritas, piutang dan persedian. Setiap elemen dari aktiva lancar tersebut harus dikelola secara efisien agar bisa meningkatkan tingkat likuiditas perusahaan pada tingkat yang aman.
Jika kekurangan asset untuk mengembangkan produk dan jasa perusahaan sedangkan permintaan konsumen semakin besar, maka perusahaan akan kehilangan konsumen. Tetapi jika terlalu banyak asset yang dimiliki akan mengakibatkan idle fised asset dimana aktiva tetap yang dimiliki tidak dapat digunakan secara optimal. Oleh karena itu, ketepatan dalam menggunakan modal kerja dan investasi aktiva tetap akan menguntungkan dan melangsungkan kehidupan perusahaan.
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa yang termasuk atau tergolong dalam pengelolaan aktiva lancar di antaranya adalah mengelolah aktiva lancar, konsep dasar kerja nol, pengelolaan kas, anggaran kas, teknik-teknik managemen kas, surat berharga yang dipasarkan, system pengendalian pengendalian perusahaan, kebijakan penjualan kredit, menetapkan kebijakan penagihan, dan factor-factor lain yang mempengaruhi kebijakan kredit.
Maka dengan ini kami ingin memaparkan dan berdiskusi tentang materi-materi yang diatas, dengan harapan kita semua dapat memahami dan mengerti aspek-aspek dan cara dalam pengelolaan aktiva lancar



B.     RUMUSAN MASALAH
Ø Apakah yang si maksud dengan manajemen modal kerja?
Ø Bagaimana dengan konsep yang di pegang dalam dasar modal kerja?
Ø Apakah yang di maksud dengan aktiva lancar?
Ø Apakah kaitan manajemen modal kerja dengan aktiva lancar?
Ø Kebijakan apa yang harus ada didalam investasi aktiva lancer?




C.    TUJUAN
Ø Untuk meengetahui konsep dasar mosal kerja.
Ø Mengetahui apa dan bagaimana manajemen modal kerja.
Ø Mengetahui pengertian mengenai aktiva lancar.
Ø Mengetahui kaitan manajemen modal kerja dengan aktiva lancar.
Ø Untuk mengetahui kebijakan investasi dalam aktiva lancar.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Definisi Dan Konsep Dasar Modal Kerja
Modal kerja mengandung dua pengertian, yaitu gross working capital yang merupaka keseluruhan dari aktiva lancar, dan net working capital yang merupakan selisih antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Berkaitan dengan pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan beberapa konsep, yaitu:
a.    Konsep Kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantitatif didasarkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, sekali berputar akan kembali ke dalam bentuk semula dalam waktu yang tidak terlalu lama. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital).
b.   Konsep Kualitatif
Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa menunggu likuiditasnya, yaitu merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja neto (net working capital).
c.    Konsep Fungsional
Modal kerja menurut konsep fungsional berdasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam periode akuntansi tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan pada periode tersebut dan ada sebagian dana lainnya yang digunakan selama periode tersebut namun tidak seluruhnya digunakan dalam menghasilkan pendapatan pada periode berikutnya. Dalam konsep ini dikenal modal kerja potensial, yaitu modal kerja yang menghasilkan pendapatan dari perusahaan yang bersangkutan.



Elemen Modal Kerja
Adapun elemen-elemen pembentuk modal kerja adalah meliputi kas, piutang dan persediaan (Van Horne, 2005:313).
a.    Kas
Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya yang berarti semakin besar jumlah yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Tetapi suatu perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang banyak mencerminkan adanya overinvestment dalam kas atau banyak uang yang menganggur dan berarti bahwa perusahaan kurang efisien dalam pengelolaan kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh profit yang lebih besar namun suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan tanpa memperhatikan likuiditas akhirnya perusahaan itu akan dalam keadaan likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.
b.    Piutang
Dalam rangka usaha memperbesar volume penjualannya kebanyakan perusahaan menjual produknya dengan kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi menimbulkan piutang langganan dan baru kemudian pada hari jatuh temponyaterjadi aliran kas masuk (cash inflows) yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Dengan demikian maka piutang (receivables) merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul akibat dari pelaksanaan politik penjualan kredit (Riyanto, 2008: 85). Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya dengan kredit. Manajemen piutang terutama menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang serta evaluasi terhadap politik kredit yang dijalankan oleh perusahaan.
c.    Persediaan
Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar dimana secara terus-menerus mengalami perubahan (Riyanto, 2008: 69). Masalah investasi dalam inventory merupakan masalah pembelanjaan aktif seperti halnya investasi dalam aktiva-aktiva lainnya. Masalah penentuan besarnya investasi atau lokasi modal dalam inventory berpengaruh langsung terhadap profitabilitas pada perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory (persediaan) akan menekan keuntungan.

B.       Definisi Dan Tujuan Manajemen Modal Kerja
Manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan (Syahyunan 2004:36). Manajemen modal kerja yang efektif menjadi sangat penting untuk pertumbuhan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya, maka besar kemungkinannya akan kehilangan pendapatan dan keuntungan.
Tujuan Manajemen Modal Kerja
1.    Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut.
2.    Meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.
3.    Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber hutang, perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo.

Manajemen modal kerja sangat penting karena alasan berikut ini :Sebagian besar proporsi waktu manajer finansiil adalah dialokasikan untuk manajemen modal kerja.Lebih dari lima puluh persen dari total aset umumnya diinvestasikan pada aktiva lancar.Hubungan antara pertumbuhan penjualan dan kebutuhan investasi pada aktiva lancar adalah sangat erat dan langsung. Sebagai contoh, jika rata-rata periode pengumpulan piutang adalah 30 hari dan penjualan kredit per hari Rp4.000.000,- itu berarti investasi pada piutang sebesar Rp120.000.000,-. Jika penjualan kredit meningkat menjadi Rp6.000.000,- per hari maka investasi dalam piutang meningkat menjadi sebesar Rp180.000.000,-.Untuk perusahaan kecil, manajemen modal kerja menjadi sangat penting.Investasi pada aktiva tetap dapat dikurangi dengan cara menyewa atau leasing, tetapi investasi aktiva lancar terutama pada piutang dan persediaan tidak dapat dihindarkan.
Dalam pengadaan modal, khususnya pada modal yang di butuhkan secara dadakan, maka pada umumnya setiap perusahaan memiliki aktiva lancer yang dapat di kelola menjadi modal.


C.      Aktiva Lancar
Aktiva Lancar adalah aktiva yang dapat di jadikan uang dalam waktu yang singkat dalam waktu kurang dari satu tahun yang teridiri dari kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan .
Aktiva lancar terbentuk dari pos-pos kekayaan perusahaan yang secara fisik bentuknya berubah dalam suatu kegiatan proses produksi yang habis dalam satu kali pemakaian dan dapat dicairkan dalam bentuk uang tunai kembali dalam jangka pendek kurang dari satu tahun.
Soemarso S.R dalam bukunya yang berjudul "Akuntansi Suatu Pengantar" mengemukakan : "Aktiva lancar biasanya meliputi kas, surat berharga yang mudah diperjualbelikan, piutang dagang, persediaan dan beban dibayar dimuka." (2005:385)
Menurut Abdulah Shahab dalam bukunya "Accounting principles" (2001:52) yang termasuk ke dalam kelompok aktiva lancar adalah:
1.    Kas
2.    Surat berharga
3.    Wesel tagih
4.    Piutang dagang
5.    Persediaan barang
6.    Beban dibayar dimuka.

Warren Reeve Fess yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita, dkk dalam bukunya yang berjudul "Accounting Pengantar Akuntansi" mengemukakan bahwa : "Selain kas yang termasuk dalam aktiva lancar antara lain wesel tagih, piutang usaha, perlengkapan, dan beban di bayar dimuka." (2005:180)
Menurut S. Munawir dalam bukunya "Analisis Laporan Keuangan" (2004;14) yang termasuk ke dalam kelompok aktiva lancar adalah sebagai berikut:
1.    Kas
2.    Investasi
3.    Piutang wesel
4.    Piutang dagang
5.    Persediaan
6.    Piutang penghasilan
7.    Persekot.

Ciaran Walsh dalam bukunya yang berjudul "Key Management Ratios" (2003:16) yang diterjemahkan oleh Shalahuddin Haikal  mengemukakan bahwa: "Berbagai pos yang berada dalam Aktiva lancar dapat dikelompokan menjadi empat kategori :
1.    Persediaan (stok)
2.    Piutang usaha (debitor dagang)
3.    Kas
4.    Aktiva lancar lainnya

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pos-pos yang terdapat dalam aktiva lancar meliputi kas, sekuritas yang mudah didipasarkan, piutang, persediaan, wesel tagih, beban dibayar dimuka, dan aktiva lancar lainya.

Pos-pos yang terdapat dalam aktiva lancar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.    Kas
Kas adalah unsur modal kerja yang paling likuid atau paling tinggi tingkat likuiditasnya yang diperlukan untuk operasi sehari-hari atau untuk pembelian aktiva tetap yang setiap saat dapat digunakan.
2.    Piutang
Piutang yang berasal dari penjualan barang dan jasa yang merupakan kegiatan usaha normal perusahaan disebut piutang dagang atau piutang usaha (trade receivables).  
3.    Persediaan.
Persediaan adalah akun persediaan barang dagang pada awal periode akuntansi mengindikasikan jumlah stok pada tanggal tersebut.
4.    Wesel tagih (notes receivable).
Wesel tagih (notes receivable)adalah hutang dari para pelanggan yang didukung dengan janji tertulis untuk membayar jumlah tersebut dan mungkin disertai dengan bunga pada tanggal yang telah dijanjikan.
5.    Sekuritas
Surat berharga yang segera dapat dijual setelah ada pemberitahuan
6.    Persekot Atau Pembayaran
Persekot atau pembayaran yang diterima dimuka, adalah pengeluaran untuk memperoleh jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran itu belum menjadi biaya atau jasa pihak lain itu belum dinikmati oleh perusahaan pada periode ini melainkan pada periode berikutnya.

D.      Kebijakan Investasi Alternatif Dalam Aktiva Lancar
Bentuk mempertahankan jumlah aktiva lancar yang dimiliki suatu perusahaan perlu adanya kebijakan dalam melakukan investasi dalam bentuk aktiva lancer.
Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston dalam bukunya yang berjudul "Fundamentals Of Financial Management" dan diterjemahkan oleh Dodo Suharto dan Herman Wibowo dengan judul bukunya "Manajemen Keuangan" mengemukakan: “Terdapat tiga alternatif kebijakan sehubungan dengan jumlah aktiva lancar yang dimiliki, yaitu :
1.    Kebijakan Investasi Aktiva Lancar yang Longgar (relaxed current assets invesment assets policy).
2.    Kebijakan Investasi Aktiva Lancar yang Ketat (restricted current assets invesment policy).
3.    Kebijakan Investasi Aktiva Lancar yang Moderat (moderate current assets invesment policy).”(2001;151)

Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan terdapat tiga alternatif kebijakan sehubungan dengan jumlah aktiva lancar yang dimiliki, yaitu :
1.    Kebijakan Investasi Aktiva Lancar yang Longgar (relaxed current assets invesment assets policy). Suatu kebijakan di mana kas, sekuritas dan persediaan dimiliki dalam jumlah yang relatif besar serta penjualan dilakukan dengan kebijakan penjualan kredit yang longgar sehingga mengakibatkan tingkat piutang usaha yang tinggi.
2.    Kebijakan Investasi Aktiva Lancar yang Ketat (restricted current assets invesment policy). Suatu kebijakan yang berupaya meminimumkan jumlah kas, sekuritas, persediaan, dan piutang usaha perusahaan.
3.    Kebijakan Investasi Aktiva Lancar yang Moderat (moderate current assets invesment policy). Suatu kebijakan di antara kebijakan yang longgar dan yang ketat.

E.       Konsep Modal Kerja Nol
Menurut pandangan pertama, manajemen modal kerja tampaknya tidak sepenting penganggaran modal, dividen, dan keputusan lain yang menentukan arah jangka panjang perusahaan. akan tetapi, dalam dunia persaingan global yang ketat dewasa ini, manajemen modalkerja mendapatkan perhatian yang makin meningkkat dari manajer yang berusaha keras untuk mencapai efisiensi puncak. Nyatanya, sasaran dari banyak perusahaan terkemuka dewasa ini/termasuk American standar, Campbell soup, general electric, quarkeroats, dan whirpool-adalah modal kerja nol (zero working capital). Pendukung konsep kerja nol menyatakan bahwa suatu gerakan kearah sasaran ini tidak hanya menghasilkan uang kas tetapi juga mempercepat produksi dan membantu perusahaan melakukan penyerahan yang lebih tepat waktu dan beroperasi secara efisien. Konsep ini mempunyai definisi sendiri atas modal kerja : persediaan + piutang-hutang. Konsep pemikirannya adalah:
1.    Persediaan dan piutang adalah kunci untuk mengadakan penjualan tetapi,
2.    Persediaan dapat dibiayai oleh pemasok melalui piutang usaha





BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN

Dalam setiap perusahaan, pasti memiliki manajemen keuangan yang di dalamnya pasti ada manajemen modal kerja yang dalam kegiatanya mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan.

Aktiva Lancar adalah aktiva yang dapat di jadikan uang dalam waktu yang singkat dalam waktu kurang dari satu tahun yang teridiri dari kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan. Maka dari itu dalam menggunakan aktiva lancer perlu adanya kebijakan investasi alternative dalam aktiva lancer, agar aktiva lancar dapat di kelola dengan baik dan tidak merugikan perusahan melainkan  dapat mencapai tujuan perusahaan.



DAFTAR PUSTAKA


http://edutekinfo.blogspot.com/2012/03/manajemen-modal-kerja.html
http://mbegedut.blogspot.com/2012/09/pos-kelompok-kebijakan-dalam-aktiva-lancar.html


1 komentar: